Ragam Informasi Tentang Ayam Burgo Yang Berasal Dari Wilayah Bengkulu
Ayam burgo atau brugo merupakan jenis ayam lokal bukan ras yang biasa dipelihara sebagai ayam hias dan juga sumber pangan. Ia adalah hasil persilangan dari ayam betina lokal atau ayam kampung dengan ayam hutan merah jantan Sumatera. Ayam ini dijadikan sebagai hewan ternak oleh masyarakat di sana untuk tujuan ayam hias dan juga dijadikan sumber pangan (daging dan telurnya). Ayam burgo berasal dari Wilayah Provinsi Bengkulu di Pulau Sumatera. Populasi ayam ini terpusat di beberapa Kabupaten di Provinsi Bengkulu, diantara di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Rejang Lebong.
Dijadikan sebagai ayam hias, sebab tampilan dari si unggas (jantan atau betina) yang cukup menawan. Apalagi untuk si ayam jantannya yang mempunyai suara berkokok merdu layaknya ayam hutan merah. Harga ayam burgo pun memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan ayam kampung. Ayam ini tergolong sebagai jenis ayam yang langka, sebab populasinya tergantung pada ayam hutan merah. Jadi hasil keturunan pertama atau biasa disebut sebagai F1 cukup langka, mungkin yang banyak beredar adalah keturunan dari ayam burgo jantan yang dikawinkan dengan ayam burgo betina.
Karakteristik dari ayam burgo adalah ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan ayam kampung atau ayam bekisar, namun lebih besar dari ayam hutan merah dan ayam kate. Ciri khas dari ayam burgo asli juga memiliki cuping telinga berwarna putih yang berbentuk bundar. Untuk ayam burgo jantan, cuping telinganya lebih lebar daripada si betina. Ada jenis ayam yang memiliki cuping tidak lagi berwarna putih, namun memiliki ukuran tubuh dan fisik seperti ayam burgo, ayam ini biasa disebut sebagai ayam rejang.
Bulu ayam burgo jantan didominasi oleh warna merah, dan memiliki bulu ekor yang panjang serta melengkung. Sedangkan ayam burgo betina, bulu pada tubuhnya lebih bervariasi atau juga didominasi warna kuning kecokelatan dengan warna ekor hitam. Pada bagian kepala, ayam burgo jantan memiliki jengger tunggal yang berdiri tegak dan tinggi dengan gerigi berjumlah 5. Untuk ayam burgo betina memiliki jengger tunggal yang kecil dan pendek. Ayam burgo yang memiliki taji hanya si jantan atau jago saja, untuk betinanya tidak bertaji. Taji, paru serta kulit kaki dari ayam brugo memiliki warna abu-abu.
Ayam burgo betina menghasilkan telur berukuran kecil, meski jumlahnya bisa sampai 30 butir dalam 60 hari bertelur. Sedangkan untuk menghasilkan ayam burgo dengan garis keturunan asli hasil persilangan ayam kampung dengan ayam hutan merah jantan bukanlah hal yang mudah. Ayam hutan merah cenderung menjauhi manusia, selain itu jumlahnya juga tidak sebanyak ayam kampung.
Demikian penjelasan singkat terkait dengan “Ayam Kukuak Balenggek, Ras Ayam Lokal Dari Sumatera Barat Yang Mempunyai Suara Berkokok Unik”. Tulisan ini juga berdasarkan pengetahuan, pengamatan, pendapat pribadi penulis dan juga dari referensi. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan atau Informasi! Terima Kasih.
Referensi :
Indo Agropedia, Kementerian Pertanian Indonesia. “Ayam Burgo”. http://indoagropedia.pertanian.go.id/books/ayam-burgo (diakses 29 Maret 2022).
Wikipedia. “Ayam Burgo”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_burgo